Jumat, 11 September 2009

Mendengarkan

Adalah hal yang tidak mudah.  Percaya ga?  Soalnya, kita harus ikut merasakan yang dialami oleh orang yang sedang kita dengarkan.  Yah, kalo belum bisa berempati, cukup bersimpati dulu lah...  Disamping kita harus melibatkan diri seperti itu, kita juga harus memperhatikan lawan bicara kita, mungkin dengan memandang matanya, yang jelas harus memusatkan diri dan seluruh perasaan kepada orang tersebut.  Mungkin apa yang dibicarakan tidak terlalu penting, namun orang yang kita dengarkan itulah yang penting!!  Kita seringkali lebih ingin didengarkan oleh orang lain, daripada mendengarkan... Ataupun, kita masih berkutat dan fokus kepada pikiran sendiri ketimbang berusaha mengetahui pikiran dan permasalahan orang lain melalui kegiatan "mendengarkan"...  Kata-kata 'tapi'... 'tunggu dulu'... 'engga gitu'... yang selalu kita disisipkan ketika orang lain berbicara kepada kita, seringkali membuktikan bahwa kita masih terfokus pada pikiran kita sendiri.  Bukan begitu?
Memang sangat sulit untuk mendengarkan...
Hal itu pun tidak jarang terjadi pada diri gw sendiri...
Mau gimana lagi ya, walaupun sudah berusaha sekuat tenaga dan hati untuk mendengarkan, namun sepertinya lebih sering mulut berbicara lebih cepat daripada hati dan pikiran...
Maaf ya.

Terinspirasi dari catatan pribadi
saat Kursus Persiapan Pernikahan
Gereja St. Mikael, 10 Desember 2006

2 komentar:

Unknown mengatakan...

ninggalin jejaks ahh,,wlpn taun nya basi karna baru liats klo punya Blog :D

tapi memang, mendengarkan suatu hal yg gampangs namun sulit..biasa nya mereka hanya perlu kuping yg setia atau mungkin hanya cukup bersandar dan say thank you

Sari Usodo mengatakan...

hiyaaaa.... gw juga baru ngeh ada yang komen di tulisan lawas nih!
gapapa... yaa begitu deh, suka dukanya sering dicurhatin orang kan? orang yang curhat mah lancar-lancar aja... padahal pikiran melayang ga tau kemana... hehehe... :)