Jumat, 27 Januari 2012

si kecil hitamku


kecil...
masih segar dalam sadarku ketika pertama kali kita bertemu
sudah lama sekali, saat ku berumur 4 atau 5 tahun...
sosok yang kecil, mungil, hitam polos misterius
dengan raut muka yang terlihat miris namun penurut

kecil...
tidak tau aku siapa kamu,
tidak tau aku darimana asalmu,
tidak tau aku alasan hadirmu...
mungkin kamu dikirimkan untuk menemaniku
atau mungkin kamu diutus untuk menjagaku...

kecil...
kamu memang tidak pernah berbicara
namun kamu selalu mendengarkan aku
tidak marah ketika aku tidak mau melihatmu
tidak marah ketika aku minta kamu untuk menjauh dariku

kecil...
dulu aku sangat peka akan hadirmu
aku tau kamu selalu berada di dekatku
sampai saat aku harus beranjak beratus-ratus kilometer jauhnya
kamu tetap mengikuti!

kecil...
maafkan akan ketakutanku saat itu
maafkan karena aku memilih untuk sendiri
maafkan sudah memintamu untuk pergi saat itu
aku tau kamu sangat sedih saat itu
tapi itu pilihanku ketika itu

kecil...
aku yakin kamu masih mendengarku
karena aku tau sebenarnya kamu selalu dekat
terima kasih selalu berada tidak jauh
walaupun kamu tidak mau terlihat olehku

kecil...
sekarang, aku ingin seperti dulu
melihatmu dan melempar senyum kepadamu
datang kembali dekatku, tidak apa-apa
aku tidak ingin memintamu pergi lagi
namun, kecil, cukup sadarkan aku selalu
untuk dapat menerima berkat Yang Illahi ini dengan segala kepasrahan
agar semesta pun merestui karunia padaku ini
dan menjadi aku yang seutuhnya, dalam dimensi apapun

terima kasih, kecil...
telah memberi waktu bawah sadarku
apabila saatnya tiba
akupun ingin dapat mendengar celotehanmu
teman setiaku...!


Kamis, 26 Januari 2012

Gembok Cinta


Bagi yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, pasti sudah pernah mengunjungi tempat ini... Tempat yang ramai pengunjungnya, baik tua, muda, kakek-nenek, anak-anak, dsb.  Memang lokasinya di tepi laut, wilayah Jakarta Utara, dan diperuntukkan sebagai tempat rekreasi... Pada tauuu kaaan?  Iya, betul, Ancol!

Pada suatu kesempatan yang silam, saya dan keluarga berwisata ke sana.  Niatnya cuma jalan-jalan pagi dan ngajak si kecil bermain pasir (dan air) di pantai.  Ketika menyusuri jalan mengikuti arus orang yang juga lalu lalang menikmati udara pagi di pantai ini, tibalah kami di salah satu jembatannya.  Kalo engga salah ada yang menyebutnya 'Le Bridge" deh... Eeh, tunggu dulu, apa itu nama restaurant yang ada di situ ya!? Lupa... 

"Le Bridge"


Nah, yang mau saya ceritakan di sini, saya tiba salah satu sisi jembatan yang disebut dengan Dermaga Hati. Tertulis pada kayu besar berbentuk hati, dermaga hati.  Di tempat ini ada rantai panjang yang diletakkan di pagar jembatan. Pada rantai tersebut tergantung banyak gembok-gembok berbagai macam ukuran. Setelah dilihat lebih teliti kawanan gembok tersebut, ternyata ada nama pasangan-pasangan tertulis pada masing-masing gemboknya.  Ada tulisan pada salah satu papannya, yang kurang lebih isinya begini : apabila ada pasangan (saling mencintai/pacaran) menuliskan nama mereka pada gembok yang mereka bawa, kemudian gembok dipasang (keadaan terkunci) pada rantai yang tersedia dan kuncinya dibuang ke laut, maka niscaya hubungan mereka akan berlangsung selamanya...!  Waaaahh, mitos nih!  Pinter aja ya orang (dalam) Ancol membuat mitos begini.  Pasti sasarannya emang orang yang lagi kasmaran/pacaran gitu deh... Yang lagi dimabuk kepayang oleh cinta dan akal sehat menghilang...  :)

Terserah deh kalian mau percaya apa engga, kalo saya engga!  Hehehe... Toh, dermaga itu baru ada beberapa tahun belakangan ini kan, bukan suatu hal yang legendaris apalagi dibuktikan kebenarannya.  Mungkin itu cuma salah satu trik bagaimana menarik pengunjung ke sana aja...  Salut ama yang pinter bikin-bikin mitos kaya begini!  Kalo di facebook, saya kasih jempol deh!  

Akhirnya, saya dan suami hanya berfoto saja di sana, setelah mencoba menghitung berapa banyak gembok yang tergantung di rantai dermaga hati (waktu itu jumlah gemboknya sudah melebihi angka 100, tepatnya malah lupa).  Kurang kerjaan banget ya?  Hahahaha...  :))


~ Gembok Cinta di Dermaga Hati ~



Rabu, 25 Januari 2012

- i n t u i s i -




Bersumber dari Wikipedia bahasa Indonesia --ensiklopedia bebas--, Intuisi (psikologi) adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran.
Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, di dalam buku itu ditemukan keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke sebuah tempat, ternyata di sana ia menemukan penemuan besar yang mengubah hidupnya. Namun tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psikologi.

Ada referensi lain terkait intuisi ini, dari situs website kompasiana.com dengan judul artikel (opini) "Intuisi dalam Alam Pikiran Barat dan Alam Pikiran Jawa (Sebuah Filsafat Perbandingan)"
Dalam uraian tulisannya, sang kompasianer/penulis menguraikan dua pandangan tentang intuisi menurut dua aliran filsafat yang berbeda, yaitu filsafat barat dan filsafat timur (jawa).  Filsafat barat meyakini bahwasannya intuisi merupakan prinsip-prinsip metafisika yang diperoleh dari ilmu non-alam dan tidak bisa disamakan dengan perasaan dan emosi secara harafiah, namun obyeknya adalah kepribadian diri manusia itu sendiri.
Lain halnya dengan filsafat Jawa yang meyakini konsep intuisi sebagai bentuk mengolah pikiran dan perasaan agar lebih peka --olah roso--, serupa dengan kegiatan meditasi untuk melampaui pemikiran rasional analitis, mengandung perasaan sekaligus pengetahuan. Semakin seseorang mengolah roso”, semakin peka dia  memaknai kejadian-kejadian dalam hidup, meskipun itu dipandang sebagai hal yang di luar rasional.
Jadi, dapat dipastikan bahwa kebenaran intuisi bukanlah kebenaran yang absolut, melainkan kebenaran yang bersifat tentatif dan relatif.  Untuk menghadapi kehidupan kita yang sangat kompleks, setiap kita dianugerahi kekuatan oleh Tuhan, kekuatan yang potensial menjadi kekuatan aktual dan dapat diandalkan, itulah intuisi

Ada yang (menurut saya) menarik di sini, sekaligus menjadi pertanyaan dalam benak saya.

Saya.., lebih cenderung mengartikan intuisi ini pada konseptual filsafat Jawa.  Maka tuntutannya adalah saya harus lebih sering berlatih 'olah roso' untuk lebih tepat mengartikan intuisi saya, tentunya dengan cara saya!  (setiap orang punya caranya masing-masing bukan..!?). 
Mungkin suatu kali ada yang bertanya, "Gimana nih, feeling lo tentang hal ini, baik atau buruk?"... maka saya akan menjawabnya sesuai dengan intuisi saya saat itu.  Lalu bagaimana dengan kata hati dan juga nurani...?  Apakah ini sesuatu yang sama...? Istilah berbeda dengan arti yang sama...?  Ataukah memang sama saja...?  Hhmmm...  Menurut kalian bagaimana?  Yaah, next time deh akan saya coba uraikan menurut pemahaman saya.  Ditunggu aja ya!

Selasa, 24 Januari 2012

Lompatan si Jenna


Di suatu hari...

Pertama, biasa saja...
Kedua, mulai bergaya... 

Ketiga, woouww, mantabb...!!




Di hari lainnya...

Bengong dulu...

















Mulai menghitung, satu..., dua...

 
Tigaaaa!  Yeaayyy...!



















Jenna memang senang melompat...!

Jenna bersama saudara/i-nya... Tosca, Jessica, Nindy dan Dylon (Natal 2011)


All pictures taken by :
Om Jatu -->  http://www.facebook.com/jatusantoso

Tengkyu ya, Om..!!


Jumat, 20 Januari 2012

My Deja Vu

Status facebook-ku, Selasa, 17 Januari 2012 :

Deja vu vs. Jamais vu!

Di luar logika, orang lain gak bakal percaya kalo gw ceritain.

Yang ada ntar malah gw yang dibilang orang gila... Wuuaaahhh..!!
Pokoknya, I love Him so much aja deh..! ^_^'v



M buat status itu karena malam sebelumnya M mimpiin si Mr. G!! Di mimpi M, M+G seperti yang lagi kasmaran satu sama lain, kemana-mana maunya berduaaaaa... aja. Terus, jalan-jalan hangout rame-rame ama temen-temennya G, M digandeeeeng terus ama si G. Kaya ga boleh lepas/jauh-jauh. G sempet ngasi M coretan-coretan tulisannya di kertas, yang secara tersirat ngasi tau kalo selama ini G meratiin M, sayang M dan ga mau jauh dari M!  M sontak terkaget-kaget senang, karena selama ini yang M tau tuh si G cuek banget terhadap M, walaupun berkali-kali M nunjukin bahwa M interest dan care ama G. Ternyata, gayung bersambut, G punya perasaan yang sama ke M. Ga disangka!  Astaganagaaaa, hepppiiiii...!!!!  -- jadi cerita mimpinya sih!? -- 

Iya. Memang berkali-kali M mimpi tentang Mr. G ini... Dari dulu, sampai sekarang masih! Ga tau apa sebab-musababnya. G ini adik kelas M ketika sekolah menengah pertama. M memang suka dia, perhatian, tapi tidak ada perlakuan/kejadian/peristiwa yang sangat spesial dengan dia. Dulu M tidak berpikir untuk agresif 'nembak' G dan pacaran dengannya. M tidak berani melakukan hal itu, karena M ga tau apakah G punya perasaan yang sama dengan M... Kan malu kalo ternyata G ga mau ama M, hehehe... Apalagi M kakak kelasnya, nanti bisa dibilang ga tau diri lagi, ada kakak kelas cewe nguber-nguber adik kelasnya! Huuuaaaa...!!  Tapi, salut juga ama diri sendiri, (dulu) bisa menyimpan perasaan sayang sedemikiannya...
Nah, padahal terakhir ketemu G itu sekitar 12-13 tahun yang lalu... Jaraaaanggg sekali telpon-telponan, setahun sekali juga engga! Tapi, hati emang ga bisa dibohongi, kalo selalu terpaku dan inget dia.  Feeling M, M tuh dekeeeet banget ama G. M sampai berintuisi kalo jiwa M dan G itu pernah kenal dan sangat deket di kehidupan sebelumnya. Seperti seorang ibu yang telah lama kehilangan anaknya, kemudian dipertemukan kembali setelah anaknya ini manjadi dewasa!  Wheeewwww...  Atau, atau, di kehidupan yang sebelumnya, M dan G adalah sepasang kekasih kali ya... Hahahaha., ge-er abisssss...!!

Pernah ada yang bilang ke M, begini, "Aaaahhh..., itu mah karena kasih tak sampai aja, jadi kamu kepikiran melulu!"   It's so naive, I think! Masa sih...?  Aku engga melulu mikirin dia kok. Yang ada dia selalu hadir dalam mimpiku. Mimpi kan dateng sendiri... engga direncanain. Gimana tuh?
Terus lagi, ada yang nanya, "Itu cinta pertama kamu ya? Kata orang, kalo cinta pertama kan susah dilupakan!"  Huuuaaaa....? Kayanya G itu cowo ke sekian yang aku suka deh. Believe or not, aku inget kok cowok yang pertama aku suka, AHT, waktu kelas 4 SD!  Hahahaha... Berikutnya naksir EML, lanjut HPS, tetangga jaman rekiplik ATB, temen mudika WP, terus dua kali naksir kakak kelas inisial H dan CTG, baru deh si Mr. G!! Jadi, G itu cowok yang ke berapa yang M taksir/suka tuh!?  Itu M cuma suka/naksir doang looh... Ga ada yang pacaran-pacaran, ama G juga ga pacaran kan... :(
Yang bikin senewen, suami malah bilang, "Coba itu temennya ditelpon, say hai..., sehat-sehat apa engga? Siapa tau dia meninggal, jadi arwahnya nyamperin kamu!"  Eeehhhh, busyeeeet...! Kasian amat.

Jadi, ini semua apa?  Aku ga tau jawabnya, waktu pun mungkin tidak bisa menjawabnya. Semesta yang tau, Tuhan yang kuasa... Entah jiwa ini dalam raga siapa sebelumnya, entah seperti apa kehidupan sebelumnya... Aku hanya bisa menjalaninya semua saat ini. Saat ini, realita! Semoga dia baik-baik saja di sana, dengan realita kehidupannya sendiri...


Kamis, 19 Januari 2012

QUE SERA, SERA

When I was just a little girl
I asked my mother what will I be
Will I be pretty, will I be rich
Here’s what she said to me


*Que sera, sera
Whatever will be, will be
The future’s not ours to see
Que sera, sera
What will be, will be


When I grew up and fell in love
I asked my sweetheart what lies ahead
Will we have rainbows day after day
Here’s what my sweetheart said

(Repeat *)

Now I have children of my own
They asked their mother what will I be
Will I be handsome, will I be rich
I tell them tenderly

(Repeat *)



This article is about the song. For the Johnny Thunders album, see Que Sera Sera (album). For the House episode, see Que Sera Sera (House).

"Que Sera, Sera (Whatever Will Be, Will Be)", first published in 1956, is a popular song which was written by the Jay Livingston and Ray Evans songwriting team.
The song was introduced in the Alfred Hitchcock film The Man Who Knew Too Much (1956), starring Doris Day and James Stewart in the lead roles.
Day's recording of the song for Columbia Records (catalog number 40704) was a hit in both the United States – where it made it to number two on the Billboard Hot 100 – and number one in the UK Singles Chart. From 1968 to 1973, it was the theme song for the situation comedy The Doris Day Show, becoming her signature song. The song progresses through the life of the singer and, as they sing one verse after another, another period of that person's life is revealed from childhood to adolescence to adulthood, having children and finally old age. It reached the Billboard magazine charts in July 1956. The song received the 1956 Academy Award for Best Original Song with the alternative title "Whatever Will Be, Will Be (Que Sera, Sera)". It was the third Oscar in this category for Livingston and Evans, who previously won in 1948 and 1950. The title sequence of the Hitchcock film gives the song title as Whatever Will Be. It was a #1 hit in Australia for pop singer Normie Rowe in September 1965.


sumber :
wikipedia.org
dorisday.com